Welcome

Senin, 02 April 2012

Saat Rasa Cinta Harus Ditepikan Sejenak



love no 2nd
Cinta,
Adakah kekuatan yang mampu mengalahkannya didunia ini? Bukankah demi cinta orang rela melakukan apa saja? Demi cinta, jika diminta ambilkan bulan untuk cinta pasti akan dilakukan, pun jika diminta menyelami panasnya neraka 
mungkin akan dilakukan.
Cinta,
Sebuah kata yang tak cukup direfleksikan dengan karya-karya seorang gibran. Sebuah cerita yang tak cukup diwakili oleh cerita cinta terdahsyat romeo dan Juliet, ataupun romi dan yuli anak engkong midun.
Cinta,
Sesuatu yang hanya dapat dirasakan, sulit untuk mengungkapkan, dan sulit jua untuk mendapatkan. Air mata, tangis, canda, senyuman semuanya terjadi karena cinta.
Adakah yang mampu mengalahkan rasa cinta??
Mungkin tidak, mungkin juga ada, tapi tidak mengalahkan hanya menepikan sejenak dan kemudian kembali menikmati rasa cinta tersebut.
Dipostingan kali ini tidak bermaksud untuk berpuisi ria, ataupun bersajak indah. Namun hanya mau berbicara tentang sepak bola, ya lagi dan lagi tentang sepak bola. Sepak bola juga tak lepas dari cinta. Jika diperhatikan, cinta dan sepak bola tak bisa dipisahkan, dulu ataupun sekarang. Cinta pemain kepada profesinya, cinta supporter kepada klub yang dibelanya, cinta supporter pada pemain idolanya, cinta seorang pemain kepada negaranya, masih banyak cinta-cinta lain di sepakbola ini.
Namun pasti ada saatnya ketika cinta itu harus ditepikan sejenak, ataupun yang terburuk cinta itu menjadi rasa benci dan dendam. Pada pertandingan liga champion saat Arsenal menjamu Barcelona di 1st leg babak perempat final lalu adalah bukti tersahih.

king henry saat melawan mantan rekan setimnya di arsenal (kiri). king henry membalas standing apllause untuk dirinya (kanan). image source:getty images
Tierry Henry atau yang akrab di sapa ‘king henry’ adalah aktornya. Rasa cintanya kepada publik Emirates harus sejenak di tepikan saat ia kembali menjajakan kakinya di stadion kebanggaan arsenal. Datang dalam balutan seragam alzugrana, rasa professional pun di junjung tinggi menepikan cerita indah cinta yang bersemi selama 7 tahun lamanya. Meskipun sang raja hanya bermain selama 20 menit kurang, dan tak banyak membantu Barcelona pada pertandingan itu, namun sambutan yang luar biasa diberikan untuknya saat masuk ke lapangan dan di akhir pertandingan. Seantero Emirates stadium memberikan standing applause untuk sang raja. Raja pun membalas dengan lambaian dan air mata bahagia. Entah apa yang dirasakannya saat itu, namun yang pasti sikap profesionalisme nya sangat bisa dibanggakan.
Lain London, lain pula di firenze. Jika arsenal punya king henry, maka fiorentina, klub asal kota firenze, itali, juga punya raja. Dan ia di juluki Batigol. Ya benar, dia adalah Gabriel Omar Batistuta, legenda hidup publik artemio franchi. Bukti rasa cinta masyarakat firenze kepadanya adalah dengan didirikannya patung Batigol di area stadion artemio franchi. Mengabdi selama 9 tahun untuk I soldatino viola, batigol menjadi simbol klub tersebut, sampai akhirnya memutuskan hijrah ke AS Roma, dengan alasan ingin mengecap gelar liga Italia serie-a. dan ia pun berhasil mendapatkan gelar tersebut dimusim pertamanya bersama roma.
aksi batigol bersama fiorentina saat melawan manchester united (kiri). patung batistuta (kanan). image source:getty images
Bukti cinta batigol harus dikalahkan oleh sikap professional adalah, saat kembali ke artemio franchi sebagai musuh. Kala itu pertandingan dimenangkan oleh roma lewat gol sematang wayang sang pemain idola publik firenze, Gabriel batigol batistuta. Tak ada selebrasi perayaan usai ia mencetak gol tersebut, yang ada hanya permintaan maaf dan air mata. Sallut untuk batistuta, my favorite attacante.
Saat perpisahan terjadi, tak ada alasan rasa cinta itu putus, pudar atau pun menghilang jika memang mencintai dengan sepenuh hati dan ikhlas. Yang ada hanya mengesampingkan rasa cinta itu sejenak, dan esok kembali menikmati rasa itu.
Atau memang harus hilangkah rasa cinta itu?
Salam satu jiwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar