Dok. Thinkstock
Saat menyayangi seseorang, kita cenderung ingin terlibat dalam seluruh kehidupannya, baik saat susah maupun senang. Saat kekasih tertimpa masalah, yang kita inginkan adalah menjadi seseorang yang bisa memberinya semangat, mencarikan solusi atau sekadar jadi 'sandaran bahu' kala si dia sedih.
Ada di sampingnya saat si dia galau memang tidak salah, tapi Anda pun perlu tahu bahwa ada beberapa 'area' dalam kehidupannya yang bukan urusan Anda dan sebaiknya tidak dicampuri 'orang lain'. Meskipun Anda sebagai kekasih dan mungkin orang terdekatnya, ingatlah untuk tahu batasannya. Seperti dilansir Madame Noire, berikut ini delapan masalah yang dialami kekasih yang sebaiknya tidak perlu Anda urus.
1. Pertengkaran dengan Keluarga
Saat kekasih Anda sedang bertengkar dengan keluarga baik itu orangtua maupun saudara, jangan pernah melakukan 'misi' untuk ikut mendamaikan mereka. Jangan mendorongnya untuk berbaikan jika dia tidak mau atau membuatkan 'skrip pidato' permintaan maaf untuknya, apalagi sampai mengajak bertemu anggota keluarga yang berselisih dengannya, karena ingin jadi pendamai. Selama pasangan masih memperlakukan Anda dengan baik --dengan kata lain masalahnya tidak sampai mengganggu hubungan asmara-- tak perlu mencampuri urusannya dan biarkan dia sendiri yang menyelesaikan masalah. Mungkin ada waktu di mana dia ingin curhat soal masalahnya tersebut. Jadilah pendengar yang baik dan tawarkan solusi hanya jika dia memintanya.
2. Masalah di Kantor
Anda tahu kalau kekasih sedang berusaha keras mencari cara untuk dapat promosi jabatan atau mendapatkan proyek besar yang sangat menguntungkan. Simak saja perkembangannya diam-diam dan jangan memberondongnya dengan kata-kata "harus begini", "jangan begitu" atau "dengan cara ini kamu pasti berhasil".
Mungkin maksud Anda baik, memberikan motivasi. Tapi jika dilakukan terus menerus akan membuatnya merasa Anda melihatnya sebagai pria yang gagal dan kurang berambisi. Berikan saran jika dia memintanya, tapi jangan lantas menanyakan perkembangan proyek secara konstan. Percayalah, dia pasti akan memberitahu Anda bila dia mau.
3. Beban Emosional
Apakah kekasih punya luka emosional yang membekas? Mungkin jadi paranoid terhadap perselingkuhan atau tidak suka jika dirinya terlalu dikontrol? Sebagian orang mungkin punya beban emosional hasil dari pengalaman buruk di masa lalu yang mungkin sulit atau bahkan tak bisa hilang. Jika pasangan Anda sadar dia punya beban masa lalu, sudah jadi tugasnya untuk menyimpannya rapat-rapat. Dia tidak bisa secara irasional mengangkat masalah di kehidupannya yang dulu dan secara gamblang berkata, "Maaf kalau tadi aku marah, hanya teringat kenangan buruk dari mantan kekasih." Dia harus bisa mengatasi emosi yang emosional dan bukan Anda yang harus jadi korban atas 'kerusakan' yang tidak pernah Anda lakukan.4. Bertengkar dengan Teman
Sama seperti pertengkaran dengan keluarga, jangan pernah ikut terlibat dalam konflik dengan teman apalagi sahabatnya. Dia akan merasa Anda berpikir kalau dia tidak bisa mengatasi masalah personalnya sendiri. Plus, pria biasanya punya cara sendiri yang jauh berbeda dari wanita untuk mengakhiri pertengkaran dengan sesama pria. Jadi biarkanlah mereka dalam zonanya sendiri.
5. Masalah Keuangan
Kecuali Anda sudah jadi istri atau berencana menabung bersama untuk mengumpulkan biaya pernikahan, jangan pernah mencampuri masalah keuangannya. Misalnya saja, dia perlu pinjaman yang cukup besar untuk membayar cicilan mobil atau tagihan kartu kredit, sementara uangnya sudah habis karena kecerobohan yang dia lakukan sendiri.
Sebesar apapun keinginan Anda untuk membantunya, sebaiknya tahan saja. Terlebih lagi bila ternyata perlu waktu yang cukup lama bagi si dia untuk mengembalikannya, hanya akan membuat Anda sebal. Lebih buruknya lagi, jika suatu saat kalian berdua putus, akan canggung dan lebih sulit lagi meminta uang Anda kembali.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar